Terbentuknya Ombak


Ombak umumnya merupakan hasil ciptaan angin, walaupun pada saat itu tidak ada angin yang sedang bertiup. Pasang juga menggerakan air, tetapi gerakan angin seringkali menyembunyikan gerakan air pasang. Maka kita tidak selalu mengetahui ke arah mana air pasang itu bergerak. Ombak yang digerakkan angin mungkin menuju arah yang berlawanan.

Waktu bergerak pada permukaan air, bagian atas ombak didorong oleh angin dan bagian bawahnya tertahan sedikit, sehinga gerakkannya lebih perlahan daripada bagian atasnya. Ini menyebabkan ombak bergulung-gulung. Waktu riak atau ombak kecil mulai terbentuk, angin menerpanya dan memperbesarnya. Dengan demikian besar ombak tergantung pada kekuatan dan lama angin bertiup. Oleh karena itulah ombak lebih besar diperairan yang yang lebih besar daripada disungai atau danau yang kecil.

Ombak yang memecah kepantai dengan frekuensi tidak lebih dari enam atau tujuh kali permenit akan membangun pantai, karena dasar ombak meninggalkan pasir dan material lainnya waktu melanda pantai. Jika ombak memukul lebih sering, gerakannya untuk mengantarkan material lain terputus. Badai yang menimbulkan ombak dengan pola frekuensi lebih tinggi sering menyebabkan banyak kerusakan terhadap pantai. Pengikisan juga terjadi jika ombak memukul pantai secara diagonal, dan menggerakkan pasir searah dengan ombak. Proses pengerusakan ini disebut hanyutan sepanjang pantai.