Mungkin anda pernah menerima SMS atau membaca iklan yang menawarkan investasi dengan tingkat pengembalian yang cukup tinggi, misalnya berkisar antara 5% bahkan 15% perbulan, tertarik ?
SMS yang yang Penulis terima kira-kira berbunyi “Bergabunglah bersama kami dengan investasi awal mulai dari Rp 20.000.000 dengan tingkat bagi hasil 15% perbulan dan modal tetap utuh”. Bagi orang yang tidak terlalu berpikir panjang tentu akan tergiur dengan kalimat bagi hasil sebesar 15% perbulan tersebut, karena seandainya ditanamkan modal sebesar Rp 20.000.000 maka akan mendapatkan uang bagi hasil / laba Rp 3.000.000 perbulan tanpa mengurangi modal.
Namun jika ditelaah/dianalisa lebih dalam lagi dengan akal yang waras, mengapa orang yang mengirim SMS tersebut tidak meminjam uang ke Bank saja, dengan demikian ia hanya membayar bunga pinjaman sekitar 15% saja untuk satu tahun dan bukan untuk setiap satu bulannya, karena secara logika bisnis tentu ini lebih menguntungkan. Hal ini tentu tidak lain merupakan salah satu bentuk penipuan yang memang ditujukan kepada orang-orang yang ingin kaya dengan cepat tanpa berusaha dengan keras.
Seandainya saja pada saat itu Penulis tergiur untuk menanamkan uang sejumlah tersebut, maka boleh jadi untuk beberapa bulan pertama akan menerima bagi hasil sebesar 15% sebagai daya tarik agar Penulis menanamkan modal lebih banyak lagi, dan setelah uang yang diinvestasikan sudah banyak, maka uang yang diinvestasikan tersebut jangan diharap kembali karena sudah dilarikan oleh sang penipu.
Ada beberapa patokan untuk menilai apakah suatu investasi termasuk penipuan atau bukan, yaitu biasanya bunga bagi hasil yang ditawarkan tidak masuk akal alias fantastis jauh diatas bunga pinjaman Bank. Selain itu penawaran invesasi tersebut dilakukan oleh perusahaan atau orang yang tidak dikenal yang tidak jelas izin usaha dan alamatnya.
Jadi untuk menjadi kaya bukanlah perkara mudah. Diperlukan usaha yang keras, modal yang memadai, dan tentu saja doa yang khusuk untuk menjemput keberuntungan.
SMS yang yang Penulis terima kira-kira berbunyi “Bergabunglah bersama kami dengan investasi awal mulai dari Rp 20.000.000 dengan tingkat bagi hasil 15% perbulan dan modal tetap utuh”. Bagi orang yang tidak terlalu berpikir panjang tentu akan tergiur dengan kalimat bagi hasil sebesar 15% perbulan tersebut, karena seandainya ditanamkan modal sebesar Rp 20.000.000 maka akan mendapatkan uang bagi hasil / laba Rp 3.000.000 perbulan tanpa mengurangi modal.
Namun jika ditelaah/dianalisa lebih dalam lagi dengan akal yang waras, mengapa orang yang mengirim SMS tersebut tidak meminjam uang ke Bank saja, dengan demikian ia hanya membayar bunga pinjaman sekitar 15% saja untuk satu tahun dan bukan untuk setiap satu bulannya, karena secara logika bisnis tentu ini lebih menguntungkan. Hal ini tentu tidak lain merupakan salah satu bentuk penipuan yang memang ditujukan kepada orang-orang yang ingin kaya dengan cepat tanpa berusaha dengan keras.
Seandainya saja pada saat itu Penulis tergiur untuk menanamkan uang sejumlah tersebut, maka boleh jadi untuk beberapa bulan pertama akan menerima bagi hasil sebesar 15% sebagai daya tarik agar Penulis menanamkan modal lebih banyak lagi, dan setelah uang yang diinvestasikan sudah banyak, maka uang yang diinvestasikan tersebut jangan diharap kembali karena sudah dilarikan oleh sang penipu.
Ada beberapa patokan untuk menilai apakah suatu investasi termasuk penipuan atau bukan, yaitu biasanya bunga bagi hasil yang ditawarkan tidak masuk akal alias fantastis jauh diatas bunga pinjaman Bank. Selain itu penawaran invesasi tersebut dilakukan oleh perusahaan atau orang yang tidak dikenal yang tidak jelas izin usaha dan alamatnya.
Jadi untuk menjadi kaya bukanlah perkara mudah. Diperlukan usaha yang keras, modal yang memadai, dan tentu saja doa yang khusuk untuk menjemput keberuntungan.