Gangguan Saraf Pada Bayi


Otak manusia berkembang sejak didalam kandungan, yaitu ketika janin berumur sekitar 6 minggu hingga bayi lahir dan berumur 4 sampai 5 tahun. Sedangkan masa emas perkembangan otak anak terjadi pada usia 0 hingga 2 tahun. Pada masa itu pembentukan sel otak berkembang pesat, sehingga jika ada gangguan pada usia tersebut akan berakibat buruk pada tahap selanjutnya.

Adapun penyebab gangguan perkembangan saraf terjadi dalam tiga fase, yaitu ketika bayi didalam kandungan, pada saat proses persalinan, dan terjadi saat anak tumbuh berkembang. Gangguan pada saat bayi masih dalam bentuk janin biasanya disebabkan oleh infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubela, Cytomegalovirus dan Herpes Simplex Virus).

Kemudian pada saat proses persalian, yang dapat menyebabkan gangguan saraf pada bayi yaitu jika sang ibu mengalami kejang, atau bayi belum cukup umur untuk dilahirkan (premature), bayi kelebihan berat badan, atau bayi kekurangan oksigen atau trauma saat proses bersalin. Namun yang paling dikhawatirkan adalah jika bayi dilahirkan premature karena saraf bayi belum tumbuh sempurna saat dilahirkan.

Sedangkan yang ketiga, yaitu pada saat bayi tumbuh dan berkembang, sekitar usia 0 sampai 2 tahun, bayi pernah mengalami benturan keras. Akibatnya terjadi gangguan pendengaran, penglihatan, perilaku, kesulitan belajar, retardasi mental, dan palsi serebal. Palsi serebal adalah kaku otot yang menyebabkan kaki anak tidak bisa ditekuk atau lumpuh, atau gerak motoriknya lamban sehingga ia tidak bisa tengkurap, duduk, berdiri, berjalan, dan berbicara.

Selain itu, pada masa pertumbuhan gangguan saraf mungkin terjadi karena akibat radang selaput otak. Penyebabnya adalah bakteri dan kuman yang masuk lewat aliran darah akibat radang tenggorokan, amandel, infeksi gigi, infeksi dari ibu yang ditularkan ke bayi. Infeksi ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada otak bayi, dan oleh karena itulah para orang tua harus berhati-hati dalam mengasuh anaknya karena berdasarkan data, 2 dari 1000 bayi mengalami gangguan motorik, 3 hingga 6 dari 100 bayi mengalami gangguan pendengaran, dan 1 dari 100 bayi mengalami kekurangan tingkat kecerdasan dan terlambat bicara.

Baca juga : Meningkatkan kinerja otak