Pengaruh Buruk Kurang Tidur

Kita semua tahu bagaimana penampilan seseorang yang kurang tidur. Tetapi artikel ini akan menjelaskan beberapa hal dasar tentang tidur dan pengaruh buruk kurang tidur bagi kehidupan kita, khususnya pada kesehatan dan prestasi akademis.

Tidur merupakan istirahat alami bagi manusia seperti halnya mahluk lain. Tidak hanya sebagai kebutuhan biologis, tetapi juga psikologis. Tidur bagi keduanya sangat perlu. Ketika kita tidur, kita telah mengurangi pergerakan tubuh, tidak sadar, dan tidak merespon rangsangan dari luar. Tidur merupakan baik bagi penyembuhan dan perkembangan tubuh. Bebrapa ilmuwan juga percaya bahwa tidur adalah hal utama ketika kita berbicara mengenai proses mengingat dan berpikir.

Faktot Yang Mempengaruhi Tidur
Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi tidur dan rasa ngantuk. Untuk rasa ngantuk, kita bisa mengatakannya sebagai suatu kecenderungan bagi seseorang untuk tertidur. Kita biasanya akan merasa ngantuk dalam periode tertentu misalnya pada menjelang malam hari, dan hal itu terjadi karena sudah merupakan waktu biologis manusia (human biological clock) yang sudah terjadwal. Itulah mengapa biasanya kita lebih mudah tertidur pada waktu tersebut dibandingan pada sore hari, khususnya pada anak-anak dan remaja.

Banyak orang yang menghabiskan malam di tempat-tempat hiburan malam yang penuh dengan hentakan musik dan gemerlap lmpu yang bisa menutupi rasa kantuk. Namun hal itu bisa menjadi hal yang berbahaya karena banyak orang setelah tidak tidur semalaman akan mengalami dengan apa yang disebut microsleep (otak akan kehilangan kesadaran dalam beberapa detik) dan hal itu bisa terjadi pada saat kita membutuhkan konsentrasi penuh, misalnya pada saat mengendarai mobil. Maka jangan jika anda mendengar banyak terjadi kecelakaan akibat sopir yang mengantuk, karena boleh jadi pada saat itu ia tertidur disaat mengemudi meskipun hanya beberapa detik saja.

Faktor Yang Membuat Kurang Tidur

  1. Waktu tidur yang terlalu singkat
  2. Penyakit insmonia
  3. Gangguan atau masalah tidur
  4. Depresi dan rasa khawatir berlebihan
  5. Berisik
  6. Lembur malam hari
  7. Perjalanan yang menyeberangi zona waktu berbeda

Pengaruh Perampasan Waktu Tidur
Kurang tidur dan rasa ngantuk pada siang hari bisa menjadi hal yang buruk bagi kehidupan kita sehari-hari. Kebanyakan berpengaruh bagi perilaku, kesehatan, proses belajar, dan mood. Penelitian menunjukkan bahwa puluhan juta orang menderita kurang tidur setiap tahunnya. Umumnya, kekurangan tidur akan menimbulkan ciri-ciri :

  • Pegal-pegal
  • Pandangan kabur
  • Depresi parah
  • Buta warna sesaat
  • Ngantuk siang hari
  • Menurunnya konsentrasi dan mental
  • Menurunnya sistem kekebalan tubuh
  • Pusing
  • Warna hitam pada kantung mata dan mata cekung
  • Pingsan
  • Kebingungan
  • Halusinasi
  • Tangan gemetar
  • Sakit kepala
  • Tekanan darah naik
  • Ingatan berkurang
  • Mual
  • Dan sebagainya

Kurang Tidur dan Diabetes
Kekurangan tidur dapat merubah cara tubuh mengolah glukosa yang bisa menjadi salah satu faktor penyebab Diabetes Type 2.

Efek Bagi Pertumbuhan
Terbukti bagi orang yang kurang tidur akan mengurangi hormon pertumbuhan bagi tubuh.

Efeknya Bagi Prestasi
Beberapa penelitian menunjukan bahwa orang yang kurang tidur akan mempunyai prestasi yang lebih rendah dibanding orang yang cukup tidur dari segi akademik. Jadi belajar sampai larut malam bukanlah hal yang terbaik yang dapat dilakukan jika anda ingin berprestasi pada pelajaran. Orang yang kurang tidur juga mempunyai efek yang buruk, bahkan kemampuan tubuh seseorang yang tidak tidur selama 17 sampai 18 jam mempunyai kemampuan tubuh yang sama dengan orang yang meminum minuman alkohol dengan kadar alkohol sebesar 0.05 pada darah mereka .

Perampasan Waktu Tidur Sebagai Siksaan
Perampasan waktu tidur bisa dianggap sebagai siksaan. Biasanya diterapkan pada saat interogasi bagi para tersangka tindak kejahatan. Tersangka akan dibuat tetap terjaga (tidak tidur) selam beberapa hari dan kemudian diizinkan untuk tidur. Tepat sesaat setelah mereka diizinkan untuk tidur, mereka akan dibangunkan dan diinterogasi lagi. Orang-orang yang pernah mengalami hal ini mengatakan bahwa orang yang disiksa dengan mengekang keinginannya untuk tidur lebih kuat dibandingkan siksaan dengan tidak diberi makan atau minum.