Pasangan Bermasalah Dengan Sex

Sayangnya, membicarakan tentang disfungsi seksual merupakan hal yang tabu bagi kebanyakan orang. Kita seharusnya mengerti bahwa disfungsi seksual pada seseorang merupakan hal yang kompleks, karena beberapa hal dilibatkan seperti sistem neurology, vascular, dan endocrine. Semuanya adalah masalah phisik seseorang meskipun masalah psikologis juga memberikan pengaruh.

Apa yang seharusnya kita lakukan jika pasangan anda mempunyai masalah disfungsi seksual ? Apa anda akan dengan mudahnya mengatakan bahwa “hubungan cukup sampai disini” atau malah anda akan membantunya keluar dari masalah ? Para ahli mengatakan bahwa usia pasangan anda, riwayat kesehatan, dan perasaan pasangan terhadap anda juga merupakan faktor yang mungkin menyebabkan masalah disfungsi seksual tersebut.

Apa yang seharusnya kita ketahui tentang disfungsi seksual pada pria dan wanita dan kemungkinan penyembuhannya ?

Disfungsi Seksual Pada Pria
Ada banyak kondisi phisik pada pria yang bisa menyebabkannya mengalami disfungsi seksual, misalnya penyakit Diabetes, sakit jantung, ketidak seimbangan hormon, gagal ginjal atau hati, alkohol, dan obat-obatan terlarang.

Masalah psikologis pada pria yang dapat menyebabkan disfungsi seksual diantaranya adalah masalah dengan pasangan, stress, depresi, rasa bersalah, rendah diri, dan sebagainya. Namun pengaruh ini biasanya hanya berkibat kepada tingkatan kemampuan seksual dan tidak sampai kepada masalah impotensi.

Ada beberapa contoh disfungsi seksual pada pria diantaranya adalah sebagai berikut :
  • Ejakulasi Dini
  • Sulit orgasme
  • Impoten
  • Tidak Bergairah
Disfungsi Seksual Pada Wanita
Tidak hanya pria yang mengalami disfungsi seksual, melainkan wanita juga mengalaminya. Penelitian menunjukan bahwa setidaknya 40% wanita pernah mengalami hal ini. Biasanya disfungsi seksual pada wanita ditandai dengan rasa sakit yang berlebihan pada saat berhubungan sex atau tidak bergairah dengan pasangan. Namun maalah pada wanita lebih mudah untuk disembuhkan daripada pria.

Berkomunikasi Dengan Pasangan
Semua ahli setuju bahwa untuk menyelesaikan masalah disfungsi seksual adalah dengan berkomunikasi dengan pasangan tentang perasaan mereka dan mencoba mencari jalan keluar. Komunikasi antar pasangan dapat menyebabkan hubungan menjadi lebih intim dan akan terjalin saling pengertian satu sama lain. Komunikasi juga ternyata dapat menyelesaikan beberapa kasus disfungsi seksual yang diakibatkan oleh faktor psikologis.

Pergi Ke Dokter
Pergi ke dokter atau ahlinya sangat dianjurkan terutama jika menyangkut masalah kesehatan phisik, karena disfungsi seksual itu sendiri baru dapat disembuhkan atau dikurangi jika penyakit penyebabnya diatasi terlebih dahulu.. Bahkan bukan tidak mungkin beberapa dokter ahli dapat memberikan resep yang dapat menyelesaikan masalah disfungsi seksual tersebut.

Penggunaan Obat Kuat
Tidak menutup kemungkinan pengobatan dengan obat perangsang yang sudah disetujui oleh badan kesehatan dapat digunakan, asalkan dengan pengawasan dokter. Salah satunya yang sangat populer adalah Viagra. Viagra yang sebenarnya merupakan obat bagi masalah kesehatan lain ternyata memberikan efek rangsangan kepada pemakainya (pria) hingga dapat membuat kemampuan ereksi pria sekeras baja dan tahan lama (bisa sampai 6 jam).

Merubah Gaya Hidup
Merubah gaya hidup dapat mengindarkan diri dari masalah disfungsi seksual dan penyakit lainnya. Beberapa yang harus anda hindari jika anda ingin terhindar dari masalah disfungsi seksual adalah menjauhkan diri dari konsumsi alkohol berlebihan, berhenti merokok, rajin berolah raga, dan yang terakhir dalah selalu menenangkan diri baik melalui meditasi atau melalui kegiatan beribadah.

Bukan Akhir Dari Segalanya
Meskipun beberapa masalah disfungsi seksual tidak dapat ditangani sama sekali, satu yang harus diyakinioleh setiap pasangan adalah seks bukanlah segalanya. Hidup boleh jadi akan akan berkurang kenikmatannya oleh masalah disfungsi seksual, tetapi masih banyak hal lain yang juga lebih berarti dari masalah seksual semata, yaitu kasih sayang dansaling pengertian.

Banyak pasangan yang tidak mempunyai masalah disfungsi seksual namun tetap saja tidak merasakan nikmatnya hidup berumah tangga. Sebaliknya, survey menunjukan bahwa banyak pasangan yang mempunyai masalah disfungsi seksual yang tetap hidup rukun karena mereka saling memahami dan saling menerima apa adanya pasangan mereka.