Bagaimana cara gula mengawetkan buah-buahan, misalnya dalm pembuatan selai dan manisan ? Kita tahu bahwa gula, entah bagaimana caranya, dapat membasmi kuman atau bakteri, tetapi bagaimana cara kerjanya yang sebenarnya ?
Sebenarnya masih ada bahan lain yang dapat digunakan untuk mengawetkan bahan makanan, yaitu garam. Tetap dapat anda bayangkan bagaimana rasa selai yang diawetkan dengan garam bukan. Bahkan mengawetkan bahan makanan dengan menggunakan garam dapat membuatnya bertahan lebih lama, seperti ikan asin dan sebagainya.
Walapun gula dan garam menjalankan tugasnya dengan baik sekali dalam mebunuh atau melumpuhkan mikroorganisme sehingga makanan tidak cepat basi, tetapi gula dan garam hanya berfungsi sebagai pengawet jika larutan gula atau garam mempunyai kekepekatan yang tinggi atau sekitar 25%. Kebanyakan bakteri atau jamur tidak mampu bertahan hidup pada larutan gula atau garam yang pekat, tetapi bukan berarti mereka mati sama sekali karena terserang diabetes atau darah tinggi.
Yang terjadi adalah larutan gula atau garam menghisap hampir semua air dari mikroorganisme tersebut, dan membuat mereka mengalami dehidrasi, akibatnya mereka mengkerut dan selanjutnya mati atau lumpuh.
Bagaimana gula atau garam dapat menghisap air dari suatu benda atau mahluk hidup? Jawabnya adalah melalui osmosis. Osmosis sesungguhnya hanyalah salah satu macam peresapan. Osmosis adalah peresapan air melalui sebuah membran tipis, dan itu terjadi setiap kali ada dua larutan berbeda konsentrasi (kepekatan) diseberang menyeberang sebuah membran. Air akan mengalir dari larutan kurang pekat ke larutan yang lebih pekat melewati membran. Membran bisasnya terdapat pada dinding sel darah merah, pembuluh darah kapiler, atau pada bakteri. Bakteri pada dasarnya merupakan segumpal kecil protoplasma mirip jeli yang terbungkus dalam dinding sel yang berfungsi sebagai membran. Sedangkan protoplasma didalamnya merupakan berupa air dengan bermacam-macam bahan terlarut didalamnya.
Sekarang coba kita banjiri bakteri dengan larutan garam pekat, maka yang terjadi adalah air yang terdapat didalam tubuh bakteri tersebut akan terhisap oleh larutan garam pekat, dan membuatnya mati atau lumpuh.
Sebenarnya masih ada bahan lain yang dapat digunakan untuk mengawetkan bahan makanan, yaitu garam. Tetap dapat anda bayangkan bagaimana rasa selai yang diawetkan dengan garam bukan. Bahkan mengawetkan bahan makanan dengan menggunakan garam dapat membuatnya bertahan lebih lama, seperti ikan asin dan sebagainya.
Walapun gula dan garam menjalankan tugasnya dengan baik sekali dalam mebunuh atau melumpuhkan mikroorganisme sehingga makanan tidak cepat basi, tetapi gula dan garam hanya berfungsi sebagai pengawet jika larutan gula atau garam mempunyai kekepekatan yang tinggi atau sekitar 25%. Kebanyakan bakteri atau jamur tidak mampu bertahan hidup pada larutan gula atau garam yang pekat, tetapi bukan berarti mereka mati sama sekali karena terserang diabetes atau darah tinggi.
Yang terjadi adalah larutan gula atau garam menghisap hampir semua air dari mikroorganisme tersebut, dan membuat mereka mengalami dehidrasi, akibatnya mereka mengkerut dan selanjutnya mati atau lumpuh.
Bagaimana gula atau garam dapat menghisap air dari suatu benda atau mahluk hidup? Jawabnya adalah melalui osmosis. Osmosis sesungguhnya hanyalah salah satu macam peresapan. Osmosis adalah peresapan air melalui sebuah membran tipis, dan itu terjadi setiap kali ada dua larutan berbeda konsentrasi (kepekatan) diseberang menyeberang sebuah membran. Air akan mengalir dari larutan kurang pekat ke larutan yang lebih pekat melewati membran. Membran bisasnya terdapat pada dinding sel darah merah, pembuluh darah kapiler, atau pada bakteri. Bakteri pada dasarnya merupakan segumpal kecil protoplasma mirip jeli yang terbungkus dalam dinding sel yang berfungsi sebagai membran. Sedangkan protoplasma didalamnya merupakan berupa air dengan bermacam-macam bahan terlarut didalamnya.
Sekarang coba kita banjiri bakteri dengan larutan garam pekat, maka yang terjadi adalah air yang terdapat didalam tubuh bakteri tersebut akan terhisap oleh larutan garam pekat, dan membuatnya mati atau lumpuh.
Hal itulah yang menyebabkan mengapa orang yang terkatung-katung dilautan tidak boleh meminum air laut, karena hal itu malah akan membuat tubuhnya menjadi lebih haus dan kekurangan cairan.