Pulau Kemaro Palembang


Ditengah sungai Musi yang mengalir membelah Kota Palembang, Sumatera Selatan, terdapat sebuah pulau bernama Pulau Kemaro, yang artinya pulau yang tidak pernah tenggelam. Pulau ini memiliki latar belakang kisah cinta yang unik antara Siti Fatimah yang merupakan putri Raja Palembang dengan seorang anak Raja China bernama Tan Bun Ann.

Syarat yang diajukan oleh keluarga Putri Siti Fatimah pada Tan Bun Ann untuk pernikahan mereka adalah harus menyediakan sebilan guci berisi emas. Tan Bun Ann dan keluarganya pun menyanggupi permintaan tersebut.

Pada saat keluarga Tan Bun Ann akan membawa sembilan guci berisi emas dari China tersebut dengan menggunakan kapal, maka untuk menghindari bajaklaut yang banyak berkeliaran di sepanjang perjalanan laut, keluarga Tan Bun Ann mengisi bagian atas kesembilan guci tersebut dengan asinan dan sayur untuk mengelabui bajak laut.

Sesaat setelah kapal merapat di pelabuhan Palembang, betapa kecewanya Tan Bun Ann ketika membuka sembilan guci yang ternyata berisi asinan dan sayur. Dengan rasa marah dan kecewa ia pun kemudian melemparkan guci-guci tersebut kedalam sungai Musi, namun pada saat akan membuang guci yang ke sembilan, guci tersebut terhempas dan pecah sehingga terlihatlah isi guci yang sebenarnya adalah emas.

Menyesal dengan perbuatannya yang ceroboh membuang guci berisi emas kedalam sungai, Tan Bun Ann pun kemudian bunuh diri dengan terjun kedalam sungai Musi. Melihat sang kekasihnya mati bunuh diri, Siti Fatimah pun tak urung ikut menerjunkan diri kedalam sungai sebagai tanda setia sambil berucap “ Jika ada tanah tumbuh ditepi sungai ini, maka disitulah kuburanku (yang tak lainadalah Pulau Kemaro)”