Santet Di Jaman Internet


Santet dijaman internet rasanya memang sulit dipercaya. Mungkin kita hanya mendengar tentang hal yang satu ini dari cerita mulut ke mulut atau melalui film-film horor era tahun 80 an.

Beberapa bulan yang lalu salah satu saudara rekan sekantor menderita sakit yang cukup parah. Ia menderita sakit yang amat sangat dibagian perutnya dan juga mengalami kesulitan pada saat buang air besar (sudah beberapa hari tidak bisa buang air besar). Setelah menahan sakit yang tidak tertahankan, akhirnya si penderita dibawa ke salah satu rumah sakit terkenal di kota kami. Dan setelah beberapa hari dirawat dan dilakukan pemeriksaan oleh dokter ahli, hasil pemeriksaan lab menunjukkan bahwa si penderita sebenarnya tidak menderita suatu penyakit apapun.

“Selama bertahun-tahun menjadi dokter ahli, baru kali ini kami menemukan penyakit yang tidak diketahui penyebabnya sama sekali. Bahkan hasil pemeriksaan secara menyeluruh (General Ceck Up) menunjukkan bahwa pasien dalam keadaan sehat wal afiat.”, begitu kira-kira kata sang dokter kepada keluarka penderita.

Tidak puas dengan jawaban sang dokter, keluarga penderita kali ini membawanya ke Rumah Sakit yang paling terkenal dengan alat-alat pemeriksaan yang tercanggih dan terbaru serta dokter lulusan luar negeri yang handal. Hasil pemeriksaan dan jawaban dokter disanapun kira-kira hampir sama dengan hasil pemeriksan di rumah sakit sebelumnya, yaitu penderita tidak memiliki suatu penyakit apapun.

Akhirnya setelah beberapa hari dirawat dirumah sakit tersebut, penderita dibawa kembali kerumah. Entah siapa yang memulai, salah satu keluarga mengusulkan agar keluarganya yang sedang sakit tersebut diperiksakan ke “orang pintar” untuk mengetahui penyakit apakah gerangan yang dialami oleh keluarganya. Tidak menunggu lama akhirnya dibawalah ia ke seorang guru ngaji (ustadz) terkenal di daerah Lampung.

Hasil terwang ustadz tersebut berbeda sama sekali dengan hasil pemeriksaan dokter-dokter modern. Ia mengatakan bahwa sebenarnya si penderita telah di santet oleh lawan bisnisnya. Itulah sebabnya mengapa ia selalu merasa kesakitan dibagian perutnya (seperti ditusuk-tusuk pisau) terutama pada saat magrib atau pada saat ia tidak sedang mengerjakan sholat lima waktu.

Setelah menjalani pengobatan yang cukup lama (dengan menggunakan amalan-amalan tertentu), akhirnya si penderita sudah mulai agak baikan. Perut sudah tidak terasa sakit lagi, dan buang air besar pun sudah mulai lancar meski beberapa kali ia menemukan semacam potongan-potongan bambu keluar dari dubur bersama kotorannya