Belanda dan Film Fitna

Penyebaran film kontroversial berjudul Fitna yang berdurasi kurang lebih 15 menit banyak menuai protes dan kecaman dari berbagai pihak baik dari negara-negara Islam maupun dari negara Belanda sendiri (meskipun mungkin hanya sekedar basa-basi). Film tersebut berisikan beberapa fakta yang diambil sepotong-sepotong sehingga dapat menyesatkan bagi orang awam yang menontonnya.

Contoh dari beberapa fakta tersebut adalah cuplikan tragedi serangan bunuh diri pada tanggal 11 September yang dilakukan oleh kelompok Islam radikal dan kutipan-kutipan ceramah Ulama garis keras yang menyerukan pembalasan dan sangat menentang negara-negara barat atau kaum yang dianggap kafir.

Mengapa film tersebut kemudian dikatakan hanya menampilkan secara sepotong-sepotong suatu fakta sehingga dapat menyesatkan ? Jawabannya karena hampir keseluruhan film tersebut hanya menampilkan tindakan-tindakan yang kesannya buruk saja dari suatu kelompok dan membiaskannya seolah-olah hal tersebut identik dengan ajaran suatu agama (Islam), sehingga menggiring penontonnya untuk mengambil suatu kesimpulan yang salah.

Sebagai salah satu contoh lainnya atas hal tersebut adalah para pelaku Bom Bali, yaitu Imam Samudra c.s. yang menyatakan bahwa perbuatannya merampok dan membunuh orang kafir dibenarkan didalam ajaran agama asalkan dengan tujuan Jihad. Padahal Islam secara tegas mengajarkan bahwa merupakan suatu dosa besar jika seorang muslim menyakiti seseorang non muslim yang tidak bersalah, sebagaimana diajaran oleh Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa tidak dibenarkan seseorang muslim menyakiti seseroang non muslim yang tidak bersalah, karena hal itu sama saja dengan menyakiti dirinya (nabi).

Lantas bagaimana dengan Imam Samudra c.s. yang melakukan tindakan tersebut diatas, merupakan tanggung jawab siapakah perbuatan yang telah mereka lakukan ? Jawabannya adalah hal itu merupakan murni tindakan kriminal yang bersifat pribadi dan menyalahi atau tidak ada kaitannyua sama sekali dengan ajaran Islam, meskipun harus diakui bahwa mereka melakukan hal tersebut karena ingin membalas dendam atas ketertindasan sebahagian umat Islam di beberapa negara luar sana walau dengan cara yang salah (ketertindasan umat Islam di beberapa negara tidak ditampilkan didalam film Fitna, yang merupakan pemicu beberapa perbuatan anrakis kelompok tertentu)

Pendapat penulis : Seharusnya warga negara Belanda membuat film tentang penjajahan, pembunuhan, dan pemerkosaan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka selama ratusan tahun di beberapa negara dunia. Dan Film tersebut sebaiknya juga ditayangkan disekolah-sekolah mereka sebagai alat pembelajaran dan koreksi diri.