Pemerintah Memblokir Situs Porno

Pemerintah berencana untuk memblokir situs-situs porno baik yang berasal dari dalam atau luar negeri. Hal ini boleh jadi disambut gembira oleh sebahagian orang, meskipun ironisnya mayoritas pengguna internet saat ini dan bahkan diatas 60% situs diseluruh dunia merupakan situs porno.

Bahkan bisnis pornografi sangat menggiurkan karena merupakan salah satu bisnis terbesar di dunia maya dengan omset mencapai jutaan dollar bahkan milyaran dolar pertahunnya. Bagaimana tidak menggiurkan, salah satu situs lokal yang “hanya” menampilkan photo-photo wanita cantik saja (bukan porno) bisa menghasilkan 100.000 pageview perharinya, apalagi situs yang benar-benar menampilkan pornografi secara vulgar (bandingkan dengan situs biasa yang mungkin hanya mendapatkan pageviews hanya mencapai ratusan saja setiap harinya).

Umumnya bisnis situs pornografi mendapatkan penghasilan berupa biaya registrasi untuk menjadi anggota situs tersebut. Biayanya mungkin hanya beberapa dollar saja pertahunnya, tetapi coba kalikan saja dengan jumlah seluruh anggotanya yang mencapai jutaan orang dari seluruh dunia. Misalkan satu orang dikenakan biaya $1 pertahunnya, jika anggotanya ada 1.000.000 orang, maka berarti pendapatan pemilik situs adalah sebesar $ 1.000.000 pertahun atau sekitar Rp 9.000.000.000 pertahun. Belum lagi jika si pemilik situs menempatkan space iklan di situsnya, maka tentu penghasilannya bisa berlipat ganda lagi.

Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana cara pemerintah memblokir seluruh situs porno di dunia dengan jumlahnya yang mencapai jutaan tersebut. Tentu hal tersebut tidak dapat dilakukan secara manual, melainkan dengan menggunakan semacam robot. Khawatirnya program robot buatan Indonesia yang bertugas mendata seluruh situs didunia tersebut tidak bisa membedakan secara jelas dan mempunyai standar dalam menentukan kategori situs porno, sehingga situs-situs biasa bisa menjadi korban.

Satu hal lagi yang mungkin perlu menjadi pemikiran adalah, setiap sebuah sistem baru dibuat, biasanya selalu ada cara-cara baru untuk membobolnya. Bahkan Bill Gates yang konon katanya raja software saja tidak mampu untuk membuat suatu sistem yang membuat pruduk-produknya 100% terbebas dari pembajakan dan virus.

Namun demikian setidaknya kita tetap harus menghargai usaha pemerintah tersebut meskipun hasilnya belum tentu seperti yang diharapkan.