Soeharto: Dibenci Dan Dicintai

Dulu pada tahun 1998 saat kejatuhan Soeharto, banyak orang yang semula mengelu-elukan Soeharto kemudian berubah 180 derajat berbalik membencinya, karena menganggap Soeharto sebagai biang kerok terjadinya krisis ekonomi di Indonesia pada waktu itu, yang ditandai dengan naiknya harga barang secara gila-gilaan dan menurunnya daya beli masyarakat (beberapa pendapat lain mengatakan bahwa sebenarnya biang kerok kejatuhan ekonomi Asia adalah George Soros, mengingat bukan Indonesia saja yang mengalami keterpurukan ekonomi pada saat itu, melainkan negara-negara lain seperti Thailand, Philipina, dsb juga mengalami hal yang sama)

Sekarang setelah sepuluh tahun berlalu dan sudah empat kali ganti presiden, tetap saja yang namanya harga BBM dan tarif PLN naik beberapa kali, sembako mahal, angka pengangguran melonjak, dan korupsi tetap saja jalan terus. Artinya kenaikan BBM, tarif dasar listrik, sembako dan sebagainya itu memang sudah seharusnya naik karena sumberdaya alamnya yang sekarang sudah semakin menipis, tidak peduli siapapun presidennya.

Sedangkan untuk masalah korupsi dan nepotisme, bukankah setelah era kejatuhan Soeharto hal tersebut malah semakin menjadi-jadi ? Korupsi dan nepotisme tetap saja susah untuk diberantas karena hal itu bukanlah kesalahan satu orang saja, melainkan kesalahan sistem dinegeri ini dan individu-individu yang ada didalamnya. Mau ganti presiden berapa kali juga, tidak akan bisa memberantas korupsi dan nepotisme karena itu kembali kepada watak atau karakter kita masing-masing.

Soeharto adalah pejabat yang korup dan bersalah ? boleh jadi benar, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa Soeharto juga banyak berjasa bagi negeri ini dimulai dari masa-masa perjuangan kemerdekaan, pemberantasan G 30 SPKI, sampai pembangunan yang telah dilakukannya selama 32 tahun memimpin. Soeharto harus dihukum ? jika memang terbukti, hukum tetap harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Tetapi kalau berdemo di luar rumah sakit menghujat dan menuntut keadilan kepada orang (Soeharto) yang sedang sekarat seperti yang dilakukan oleh para aktivis saat ini ? sebaiknya kita bersikap tidak terlalu angkuh dan berlagak seperti orang yang paling suci didunia ini seolah diri dan keluarga kita tidak pernah ada yang berbuat dosa satu kalipun. Setidak-tidaknya hormatilah orang yang sedang sakit dan sekarat.

Pada masa-masa Soeharto masih berjaya dan berkuasa, hampir setiap tahun disetiap pidato kenegaraanya dihadapan anggota MPR, Soeharto selalu mengucapkan bahwa ”Keberhasilan Pembangunan Bangsa Indonesia Merupakan Hasil Kerja Keras Seluruh Bangsa Indonesia, dan Setiap Kegagalan Yang Terjadi Merupakan Kesalahan Saya Pribadi

Apakah kita adalah termasuk orang yang menganggap bahwa keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia ini merupakan hasil kerja keras kita semua, sedangkan kegagalan pembangunan bangsa ini merupakan kesalahan satu orang saja (Soeharto). Jika memang demikian halnya, maka boleh jadi kita termasuk orang yang zolim.
Yang perlu kita lakukan sekarang sebenarnya adalah introspeksi kepada diri kita sendiri dan keluarga kita. Siapa tahu sekarang kita meneriakkan anti korupsi dan menghujat Soeharto karena kita tidak pada posisi berkuasa dan tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan korupsi itu sendiri. Mungkin kalau kita sudah menjadi pejabat, kitapun akan melakukan hal yang sama, karena fakta menunjukkan bahwa beberapa anggota kabinet/menteri Soeharto yang sebagian diantaranya dituduhkan pernah melakukan korupsi, ternyata dimasa mudanya dulu adalah mahasiswa dan seorang aktivis (dan tentunya anti korupsi).